
Sinarrakyat.com – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang diplomasi Indonesia membawa misi damai terkait konflik di Suriah saat dia menjadi presiden.
SBY menjabat sebagai Presiden ke-6 RI selama dua periode dari 2004-2009 dan 2009-2014. Di masa ini, negara-negara di Arab bergejolak karena Arab Spring dan konflik internal.
Suriah juga tak luput dari konflik. Pada 2011, negara itu dilanda perang Saudara dan kian memburuk hingga 2012.
Indonesia, kata SBY, menerapkan politik bebas aktif sekaligus melakukan pendekatan ke pihak terkait untuk ikut menyelesaikan konflik di Suriah.
“Jadi, politik bebas aktif tetapi kita juga engage (terlibat),” kata dia. Dikutip dari media CNN Indonesia pada (Sabtu 23 Desember 2024).
Di bawah pemerintahan SBY, Indonesia melakukan diplomasi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), negara-negara besar, dan anggota G20.
“Intinya, dalam surat saya dulu, tolonglah dunia memperhatikan yang serius dan bagaimana mengakhiri tragedi kemanusiaan,” kata dia. Dikutip dari media CNN Indonesia pada (Sabtu 23 Desember 2024).
Menurut dia, dunia tak harus berpihak secara politik tetapi memikirkan penderitaan manusia imbas konflik atau perang di Suriah.
“Itulah semangat Indonesia dulu. Rata-rata responnya positif,” ungkap SBY. Dikutip dari media CNN Indonesia pada (Sabtu 23 Desember 2024).
Suriah menjadi medan tempur negara besar. Rezim presiden Bashar Al Assad didukung Rusia dan Iran. Selama memimpin, dia dianggap otoriter dan menghabisi siapa saja yang melawan.
Amerika Serikat sementara itu kerap menyalahkan Rusia jika terjadi gejolak di Suriah. Ini membuat konflik di sana seperti pertarungan negara besar padahal banyak korban sipil menderita.
Di kesempatan ini, SBY juga mengenang saat hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di St Petersburg, Rusia pada 2013. AS dan Rusia merupakan anggota G20.
SBY mengatakan saat itu situasi dalam pertemuan puncak ini memanas ketika bicara masalah Suriah.
Menurut dia pemimpin G20 terbelah. Beberapa pihak mendorong agar Amerika Serikat turun tangan, tetapi yang menolak intervensi Negeri Paman Sam.
SBY bercerita mulanya dia enggan menyampaikan pandangan dalam KTT itu karena sudah tersampaikan melalui surat yang dikirim ke PBB. Namun, karena situasi memanas, dia turut angkat suara.
“Intinya begini, mengapa yang dilihat Amerika Serikat perlu melibatkan diri atau tidak menurut saya the point is, bagaimana konflik yang luar biasa ini bisa dihentikan,” kenang SBY soal KTT G20 di Rusia. Dikutip dari media CNN Indonesia pada (Sabtu 23 Desember 2024).
“Di situ PBB semestinya berperan, semestinya mayor power (negara kekuatan besar) berperan,” imbuh dia. Dikutip dari media CNN Indonesia pada (Sabtu 23 Desember 2024).
Dalam KTT itu, tak ada kesimpulan yang diambil. Namun, SBY mengingat saat itu Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mengangkat pandangan Indonesia untuk dipertimbangkan.
SBY juga mengatakan situasi Suriah sekarang bisa jadi kelanjutan dari Arab Spring yang belum selesai.